Rabu, 14 November 2012

Sultan Agung Nikahi Nyi Roro Kidul

Sultan Agung Nikahi Nyi Roro Kidul - Mitos Kekuatan Supranatural Laut Kidul - Nusantara ini memang penuh dengan ke aneka ragaman budaya dan cerita. Mungkin Anda sering mendengar tentang kisah Nyi Roro Kidul, dan ini juga dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan kita dari kekayaan kebudayaan Nusantara. Menurut legenda tanah Sunda, Nyai Roro Kidul adalah putri terkasih dari prabu Siliwangi yang bernama Lara Kadita. Karena ke-iri hatian selir-selir prabu Siliwangi akibat kecantikan Lara Kadita, mereka telah menenung sang putri sehingga menderita penyakit kulit yang berbau dan tidak ada obatnya.
Sultan Agung Nikahi Nyi Roro Kidul - Singkat cerita akibat terusir karena sakitnya ini, sang putri akhirnya bertapa di pantai Karang Hau dan mendapatkan wahyu untuk menerjunkan diri ke Laut Selatan agar menjadi pulih dan sakti.
Sang Penguasa Laut Selatan ini memiliki nama yang berlain-lain, ada yang menyebutnya sebagai Ratu Kidul (Kanjeng Ratu Kidul) Loro/rara Kidul, dll.
Sering diilustrasikan sebagai putri yang cantik jelita ada pula yang mengilustrasikannya sebagai Naga atau berbadan setengah ular (dalam wujud ini sering di sebut sebagai Nyai Blorong).
Hingga akhirnya Sultan Agung kembali mengangkat mitos kekuatan supranatural laut selatan ini dengan secara simbolis menikahi sang ratu. Kemudian penghormatan kepada loro kidul kembali pada porsi semula setidaknya untuk masyarakat Jogja.
Sensual, horor
Itu berbeda dengan Almarhum Suhardjo, Herri Sudjarwanto, Sumantri, Totok Buchori, Ki Gedhe Solo, juga sebuah lukisan anonim koleksi Wilono Edy Kusumo, semua dalam gaya naturalis yang cenderung memperkuat imaji orang tentang Ratu Kidul selama ini. Herri menyuguhkan perempuan cantik bermahkota; terkesan horor karena ada penyu muncul dari kakinya, diapit dua ekor ular besar bermata merah.
Kengerian berbeda ditampilkan Agus Merapi yang melukiskan kepala Ratu Kidul menyatu dengan perbukitan karang yang keropos. Rambutnya bergelung kembang melati, bibirnya merah darah. Uniknya, sang ratu berkalungkan telepon seluler. ”Itu simbolik, saking banyak orang sekarang yang mau kontak dengan Ratu Kidul dengan pamrih masing-masing,” papar Agus.
”Nyi Ratu Kidul” di mata Sumantri adalah sosok perempuan cantik, sensual, berambut panjang dengan dada membusung. ”Pancaran matanya binal dan tubuhnya menyiratkan berahi yang tak terhindari,” kata Sumantri. Visi serupa terlihat pada karya Ki Gedhe Solo, ”Transendental”. Anehnya, pria yang berprofesi sebagai penyembuh alternatif ini memilih Aria Giovanni, seorang bintang porno asal AS, sebagai model karena dianggap mewakili imaji tentang Ratu Kidul. ”Saya memilihnya setelah menyaksikan ribuan file wanita cantik,” katanya.
Sebaliknya, Totok Buchori mencitrakan Ratu Kidul sebagai wajah perempuan keraton yang teduh, muncul dari balik jendela. Sementara pada ”Aku Datang” karya VA Sudiro (71)—yang melukiskan sepasang pria-wanita berbusana Jawa menghadap pantai di bawah langit lembayung—kita menangkap impresi surealisme Kejawen.
Mitos Ratu Kidul ternyata bisa ditafsirkan secara bebas. Dyah Yulianti mengidentikkan Ratu Kidul sebagai Ibu dan sumber kehidupan. ”The Realm of Spirit” terasa mengejutkan; gaya melukis yang ekspresionistik dengan menampilkan sosok-sosok perempuan di tengah gebyuran cat biru dan putih. Tafsir bebas serupa kita dapatkan pada Teddy D, ”Menyapa Bintang Selatan”: seorang anak menjumput sebuah bintang di tengah tebaran ”bulan-bulan” di langit.
Adapun karya instalasi Ivan Sagito, ”Irasionalitas Kolektif”; jajaran 11 gelung rambut dari bahan perunggu, menunjukkan mitos di masyarakat adalah hasil pikiran irasional bersama. Adapun Nasirun menawarkan kepada kita ”wajah” Ratu Kidul lewat 13 panil kecil dengan memanfaatkan bingkai kayu jati yang keropos. Sebuah karya eksperimental yang terasa subtil tentang subyek yang kontroversial itu.
Lukisan ”Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun” adalah tafsir Djoko Pekik (73) bahwa sikap menghamba secara berlebihan kawula alit terhadap raja selama ini sengaja dibangun melalui mitos perkawinan raja Jawa dan Ratu Kidul. Itu tak lain tipu muslihat untuk mengukuhkan wibawa dan kekuasaan raja. Lucunya, dalam lukisan agak karikatural ini, yang jadi raja adalah Pekik sendiri.

SUMBER: http://www.smartnewz.info/2011/11/mi...-nyi-roro.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Google sponsor